Alkisah seorang bangsawan tua miskin yang sakit-sakitan dan merasa hidup dia tidak lama lagi. Singkat cerita ia memanggil dua orang anaknya si Baco dan si Kulle (keduanya nama khas Makassar). Kedua anak tersebut kemudian duduk terpekur di hadapan sang Orang tua.
OT: Baco..(nada pelan)
Baco: Iye Puang..
OT: Kulle..
Kulle: Iye Puang..
OT: Tenamo sallo kusa'ring wattuku anne... {waktuku rasanya tidak lama lagi}
Baco dan Kulle terdiam dan mulai terisak...
OT: ero' ngasengko ku sare naseha', anjariko to baji {aku ingin memberimu nasehat, jadilah orang yang baik} teako ngai a' ricu-ricui si agannu...{jgn suka ribut-ribut antar kamu}
Baco+Kulle: isakan keduanya makin keras
OT: punna tenama, teako baluki {jika aku tiada nanti jangan kamu jual}...(terbatuk-batuk)
Baco: teaki baluki apa Puang? {jangan jual apa?} Baco dan Kulle bingung, l? karena mereka saat ini tidak punya apa-apa.
OT: teako baluki StadionG Mattoanging siagang Karebosi {jangan kamu jual stadion mattoanging dan lapangan karebosi}
Baco dan Kulle makin berdebar-debar, tak tahan... Baco pun bertanya
Baco: Anggapa tena kulle kibaluki Puang? Jai doe' ta' punna kibaluki? {mengapa tidak bisa saya jual? Saya bisa banyak duit kalo dijual?}
OT: Tena Kulle!!!{tidak bisa!!!} (dengan suara keras) Apa' TEAI IKAU PATA!!!{karena kamu bukan pemiliknya!!!}
Humor tersebut akhir-akhir ini sering terdengar lagi di kalangan masyarakat Makassar. Penyebabnya adalah rencana Walikota Makassar untuk "Revitalisasi Lapangan Karebosi". Sebuah rencana dengan gambar megah, tapi siapapun tahu: Gambar yang megah itu bukanlah jaminan publik kota Makassar tidak akan kehilangan (lagi) satu buah landmark bersejarah. Pak Wali mungkin sudah lupa humor lama di atas. Apakah kurang banyak Mall di Makassar sehingga perlu membangun Mall di bawah lapangan Karebosi?
Pak Walikota dan Anggota DPRD yang terhormat, jika di masa depan proyek ini menyebabkan Lapangan Karebosi akhirnya dimiliki oleh pribadi atau perusahaan dan bukan lagi oleh masyarakat yang selama ini bebas menggunakan lapangan tersebut untuk jogging, main bola, bersepeda, ber senam pagi maupun hanya sekedar berjalan-jalan sore maka anda semua akan dikenang oleh generasi mendatang dengan catatan kelam.
Oh Karebosi.... kamu cukup diperbaiki, tidak perlu di jual...
5 komentar:
iye, turut prihatin makin hilangnya ruang publik kita..
dan makin kurangnya kesadaran penentu kebijakan akan ruang publik yg teduh dan kota yang nyaman...
hhhh...
kalo bicara soal Karebosi sekarang2 ini, emosiku langsung naik ke ubun2..ndak tauk apa yg ada dalam pikirannya p'Wali sampe2 ruang publik milik orang banyak mau dikorbankan untuk keperluan komersil dan mengisi kantong pribadi...
sedihh...
saya sebagai pengurus lembaga kemasiswaan tingkat universitas salah satu universitas negeri dimakassar ingin memprotes berita yang mengatakan bem se-makassar mendukung revitulasasi karbosi karena yang melakukan dukungan itu hanya secara pribadi bukan atas nama lembaga dan saya ,engutuk keras perbuatan yang ingin menghilankan nilai sejarah dari karebosi dan saya dan teman2 yang lain akan siap turun untuk mempertahankan karebosi dari rencana revitulasasi sampai titik darah penghabisan.
Saking emosinya, ngetiknya sampe okkot di hehehehe...
Hilang mi bentuknya Karebosi! http://idial-care.we.bs
Posting Komentar