Semasa masih kecil yang paling saya ingat dari Jakarta adalah daerah Kemayoran, karena saat itu Bandar Udara Kemayoran masih berfungsi. Saya ingat karena begitu keluar dari areal Bandara langsung berhadapan dengan kali yang berisi segala macam. Ingatan berikutnya melayang ke Taman Mini dengan luasnya yang menakjubkan untuk seorang anak-anak :) Dimasa SMP lain lagi, yang berkesan di kepala adalah Ancol dan Dufan. Jaman SMA saya praktis tidak pernah ke Jakarta, hingga akhirnya kuliah di Gunadarma Depok.
Di masa Kuliah, yang teringat adalah tiap pagi harus berebut tempat di metromini, bis ppd hingga akhirnya sampai di kampus menggunakan miniarta. Tawuran siswa dan berbagai model bus kota lah yang teringat, bagaimana dengan Monas, Ancol, Taman Mini? Boro-boro ingat, saya lebih memilih ke Bali atau lombok untuk liburan.
Sekarang, saya balik lagi ke Jakarta. Setelah hampir 2 tahun, ternyata ciri Jakarta yang tertanam di kepala saya adalah Busway, Portal dan Polisi Tidur. Setiap hari kerja saya adalah pengguna busway dan merasa sangat tertolong. Tidak terbayang jika harus ke kantor menggunakan kendaraan pribadi ataupun moda transportasi lainnya.
Setiap pagi pula saya melewati berbagai polisi tidur dan portal. Sebuah jalan di daerah hang tuah terdapat sekitar 10 polisi tidur untuk jarak tidak lebih dari 200 meter. Suatu bentuk egoisme yang tidak terbayangkan. Portal juga menjadi halangan tersendiri, saya pernah kebingungan dan harus berputar-putar di dalam sebuah perumahan untuk mencari jalan keluar. Aneh bin ajaib karena selama 3 tahun tinggal di Bali dan sekian tahun di Makassar, baru kali ini saya melihat betapa masifnya penggunaan polisi tidur dan portal. Sudah begitu parahnya kah hidup di Jakarta?
2 komentar:
itu gara2 pengemudi yg ugal2an...suka kebut2an. walhasil bermunculanlah polisi2 'gratisan' itu ;)
yap, benar kata pak fahmi. Di depan rumah saya yang bukan jalan besar, jalannya kecil sering kecelakaan. Kalau ga diportal banyak maling
Posting Komentar