Kalau mendengar kata fitnah, maka saya teringat kalimat "Fitnah lebih kejam daripada Pembunuhan". Tapi bagaimana rasanya mendengar sebuah fitnah tentang diri kita? Harus saya akui kalau terjadi 5 tahun yang lalu maka saya akan bereaksi dengan "ganas", mengacungkan kapak perang dan meluncurkan banyak email buat mengatasi fitnah tersebut, kalau perlu sampai yang mem-fitnah hilang dari dunia internet ( bah..sombong kali kau..)
Tapi rupanya pengalaman memiliki pengaruh ke diri kita cukup besar. Ketika saya di kirimkan url blog Khalid yang menceritakan sebuah tuduhan, saya malah tersenyum dan berpikir "wah hebat juga nih, belum jadi menhunkam :D udah di fitnah macam-macam". Saya menyarankan ke Khalid agar nama saya jangan di ***** tapi tuliskan dengan jelas dan di link ke blog saya. Maksudnya jelas, silahkan publik yang menilai sendiri. Toh saya punya blog yang bisa di manfaatkan untuk menjawab segala fitnah dan tuduhan tersebut.
Mudah-mudahan "beliau" membaca tulisan Khalid supaya sadar sudah melakukan fitnah :p
4 komentar:
Lha dia sendiri gak nyadar kalo udah melontarkan fitnah. Dia kan mengikuti hukum: 1. saya orang yang paling benar di kolong jagat 2. orang lain baca aturan nomor 1 ... gitu :)
wah keren tuh hukumnya :) mari kita taro orang itu di kolong...... jembatan :p
Hehehe...makanya saya tidak heran win..lha kenal sampeyan sejak bertahun-tahun yang lalu...
sebenarnya sy nunggu dia ngomong tentang "nono", pasti lebih seru lagi... :)
Hmmm, kalo fitnah ala dunia cyeber ini memang keren yah...
anggap aja ada orang yang iseng, bikin id di blogs[ot lalu postingan nya yang nge fitnah semua kaum kaum blogger...
kan lebih jelas ya...
profesinya maksutnya
Posting Komentar