Di picu pemberitaan di kompas, berjudul Posisi Microsoft, milis awari dan telematika ramai lagi oleh diskusi mengenai PC Sampah vs Lingkungan hidup. Topik ini Selalu menarik. Setiap kubu memiliki alasannya masing masing. Pendukung PC Sampah beralasan kalo masih bisa digunakan dan murah kenapa tidak? Sedang dari sisi kubu Lingkungan Hidup mengatakan bahwa sekali sampah tetaplah sampah.
Tapi satu hal yang perlu di catat adalah: kubu lingkungan hidup selalu bisa memberikan referensi dan (banyak) link untuk memperkuat argumentasi bahwa memang berbahaya jika kita dijadikan tempat sampah besar dari PC Sampah ini. Sementara pendukung PC Sampah argumentasinya tidak lebih dari alasan-alasan bagus terdengar tapi tidak bisa memberikan referensi yang meyakinkan bahwa sudah ada negara yang berhasil dengan program PC Sampah ini.
Dari salah satu link, menjelaskan jika di tahun 1998 saja ada 20 juta PC "tua" di US. Bayangkan tahun 2005 :( . Tentu saja jika ada cara yang praktis membuang sampah ini mengapa tidak?
Dari salah satu link, menjelaskan jika di tahun 1998 saja ada 20 juta PC "tua" di US. Bayangkan tahun 2005 :( . Tentu saja jika ada cara yang praktis membuang sampah ini mengapa tidak?
Apakah kita memang sudah begitu parah mentalnya sehingga tidak punya kemampuan untuk melihat masalah sebenarnya? masalahnya adalah bagaimana supaya rakyat negara ini di perbaiki kemampuan daya belinya sehingga mampu untuk membeli barang baru. Bukan SAMPAH.
Lebih lanjut baca saja link dibawah:
http://www.svtc.org/cleancc/pubs/sayno.htm
http://www.svtc.org/cleancc/pubs/harm.htm
http://news.bbc.co.uk/1/hi/sci/tech/1839997.stm
http://www.informinc.org/fact_CWPcomputer.php
http://www.svtc.org/cleancc/pubs/technotrash.htm
4 komentar:
tenang aja mas, yang memberikan izin impor itu juga sampah masyarakat kok, jadi wajar kalo sampah import sampah.... *cengar cengir*
Sebenarnya masalahnya lebih banyak dan tidak sekedar sampah itu saja. Dosen saya dulu waktu kuliah di amrik gak punya duit buat beli PC, nyari di tumpukan komputer bekas, dan *jreeeeng*, dia sekarang dah jadi Ph.D karena hal tersebut. Tergantung bagaimana kita menyikapi aturan dan keadaan ini ;)
siapa sih yg ingin memakai barang bekas termasuk PC !!! semua masyarakat sangat menginginkan menggunakan PC baru tercanggih tapi tidak semua masyarakat mampu membelinya,apakah cuma masyarakat kelas atas saja boleh menikmati kecanggihan teknologi.saya rasa dibukanya keran import lbih baik untuk memberikan pelajaran kemasyarakat tentang PC tapi mesti dgn syarat2 tertentu misalkan PC mesti baru berumur 1 ~ 2 tahun lamanya
benahi dulu masalah sosial dan perekonomian, otomatis lingkungan hidup jg akan lebih baik, kalau kran impor PC bekas di tutup, bagaimana dgn kalangan bawah yg ingin belajar komputer tp terbatas bgt dananya? itu kan akan semakin menutup peluang calon2 pekerja IT, makin terbelakang saja donk IT negara ini
Posting Komentar