iklan test

Kamis, Desember 29, 2005

LTSP

Minggu ini aku beruntung, dapat pinjaman sebuah P4 3GHz, RAM 1GB , HDD SATA 200Gb. Sudah lama mau mengadakan percobaan apakah bisa kombinasi LTSP + Win2K melayani 15 PC di Lab. Kampus dengan baik. Sebenarnya kombinasi ini bukan hal baru tapi saya tidak berani mencobanya pada server operasional. Bisa pusing kalo ada apa apa :)
Di mesin tersebut aku install:
  • Win2K + Terminal Services
  • Ooo 2.0
  • Firefox
  • NetOp
  • Anti Virus
Distro yang digunakan adalah K12LTSP berbasis Fedora Core 3.

Hasil percobaan menunjukkan beban CPU tertinggi ( 100% ) terjadi pada saat 15 Firefox di launch bersamaan dan langsung membuka google :)) kondisi ini boleh dibilang jarang sekali terjadi. Yang menarik, memori 1GB tidak terpakai penuh walaupun Write di jalankan di semua terminal.

Kesimpulan:
  • Spek mesin di atas, ternyata cukup untuk melayani 15 terminal
  • Butuh 2 Server, 1 untuk LTSP - 1 untuk Win2K
  • Color depth 8 bit tidak masalah, toh Lab lebih banyak digunakan untuk belajar Programming.
  • Di hitung hitung, biayanya murah loh :))
Tapi, kalau mau yang mantap dan murah tentu cukup 1 Server saja: LTSP, color depth bisa 24 bit, no virus threat, no license to pay, no worry lah....

Rabu, Desember 28, 2005

PC Sampah vs Lingkungan Hidup

Di picu pemberitaan di kompas, berjudul Posisi Microsoft, milis awari dan telematika ramai lagi oleh diskusi mengenai PC Sampah vs Lingkungan hidup. Topik ini Selalu menarik. Setiap kubu memiliki alasannya masing masing. Pendukung PC Sampah beralasan kalo masih bisa digunakan dan murah kenapa tidak? Sedang dari sisi kubu Lingkungan Hidup mengatakan bahwa sekali sampah tetaplah sampah.

Tapi satu hal yang perlu di catat adalah: kubu lingkungan hidup selalu bisa memberikan referensi dan (banyak) link untuk memperkuat argumentasi bahwa memang berbahaya jika kita dijadikan tempat sampah besar dari PC Sampah ini. Sementara pendukung PC Sampah argumentasinya tidak lebih dari alasan-alasan bagus terdengar tapi tidak bisa memberikan referensi yang meyakinkan bahwa sudah ada negara yang berhasil dengan program PC Sampah ini.

Dari salah satu link, menjelaskan jika di tahun 1998 saja ada 20 juta PC "tua" di US. Bayangkan tahun 2005 :( . Tentu saja jika ada cara yang praktis membuang sampah ini mengapa tidak?

Apakah kita memang sudah begitu parah mentalnya sehingga tidak punya kemampuan untuk melihat masalah sebenarnya? masalahnya adalah bagaimana supaya rakyat negara ini di perbaiki kemampuan daya belinya sehingga mampu untuk membeli barang baru. Bukan SAMPAH.

Lebih lanjut baca saja link dibawah:

http://www.svtc.org/cleancc/pubs/sayno.htm
http://www.svtc.org/cleancc/pubs/harm.htm
http://news.bbc.co.uk/1/hi/sci/tech/1839997.stm
http://www.informinc.org/fact_CWPcomputer.php
http://www.svtc.org/cleancc/pubs/technotrash.htm

Jumat, Desember 23, 2005

dari 18,5 juta ke 50 juta

Menurut laporan UNDP-APDIP, pengguna Internet di Indonesia ada 18,5 juta nomer 3 setelah China dan India. Dan yang menarik, menurut laporan tersebut biaya Internet di Indonesia nomer 1 tertinggi! 22,26 USD untuk 20 jam akses. Kondisi Geografis adalah faktor utama dari tingginya biaya ini. Bukanlah hal yang mudah untuk menyebarkan internet di 13.000 pulau.

Meskipun jumlah pengguna berada di atas Thailand yang pengguna Internetnya 6,9 juta tapi dari sisi total penggunaan bandwidth Internasional kita kalah jauh dari Thailand ( 573 Mbps banding 1437 Mbps ).

Laporan ini tidak di klaim sebagai laporan yang lengkap / komprehensif tapi paling tidak bisa di jadikan acuan untuk melihat kondisi per-internet-an di Indonesia.

Sekarang yang saya pikirkan, apa yang harus kita lakukan untuk meningkatkan angka 18,5 ke 50 juta dalam waktu 1-2 tahun ini? sekalian menurunkan angka 22,26 itu menjadi 5USD per 20 jam akses. Think again:
  • Wireless
  • Thin Client
  • Open Source
  • USO
Mengkhayal dikit ah :)

Kamis, Desember 22, 2005

Happy 32 T Day


Minggu lalu Mbak JMS sms ke aku, minta artikel tentang konsekuensi biaya yang keluar dari penerapan UU HAKI. Dalam salah satu pesannya aku diminta untuk menghitung biaya dari 4,7 juta komputer yang ada di Indonesia.

Asumsi yang saya gunakan adalah:
  • 90% PC yang terjual ber OS dan Aplikasi bajakan
  • 10% Sisanya terinstall Open Source Software.
  • 90% dari 4,7 juta = 4,2 juta
  • 100% dari 90% terinstall OS Windows XP + Office = $400
  • 90% dari 90% terinstall Anti Virus dan Utilities = $150
  • 50% dari 90% terinstall Multimedia Software ( Adobe, Corel, Macromedia ) = $470
Sehingga jika dihitung:
  • $400 x 4.200.000 = $ 1.680.000.000
  • $150 x 4.200.000 x 90% = $ 567.000.000
  • $470 x 4.200.000 x 50% = $ 987.000.000
  • Total : $ 3.234.000.000
  • di kalikan dengan Rp 10.000 = 32 Triliun

Nah, pilih mana? Propierty, Open Source/Linux atau Membajak?

Selasa, Desember 20, 2005

Microsoft to cease IE support for Apple's Mac

http://english.people.com.cn/200512/20/eng20051220_229551.html

Users who use Microsoft's IE to read web pages on Mac will soon have to consider another browser. Microsoft will not support IE operation on Mac any longer as of Dec. 31 this year.

That will not be a surprise to Mac users. Microsoft declared the move as early as June, 2003. No upgrading has been made on IE for three years. This means that IE5, instead of IE6 which is used by Windows users, is the latest version that is offered for the Mac system.

Although Mac subscribers can continue browsing with IE for a month after the support ceases, Microsoft has advised them to shift to ¡°more recent web browsing technologies such as Apple's Safari.

IE will not be a problem for Apple users because most of them have applied different browsers on their computers. The only potential trouble is that some web pages can only be accessed through IE.

That does not seem to matter a lot. But that is not the end of the problem. SciVisum, a UK-based company offering web testing service, said one-tenth of web sites in Britain cannot be browsed with Firefox, an open-source browser which is in vogue.

Firefox, Safari and other browsers like Opera are all operational under Apple's Mac OSX operating system.

Berita yang menarik, 1/10 situs web di Inggtis tidak bisa dibrowsing di Firefox, selama ini sih yang tidak saya akses melalui FireFox adalah 17tahun.com (sukurlah hehehehe). Pertanyaannya adalah siapakah yang begitu tolol membuat sebuah situs hanya untuk 1 jenis browser?

Aku bukan pengguna Mac tapi jika IE jalan di Linux pun ogah, karena aku akan kehilangan tab browsing, Adblock dan antarmuka ( interface ) yang sederhana dari Firefox.

hubungan Web Cam dan iptables

Kemarin iseng dengan router di Kampus, kebetulan ada satu kamera wireless dengan IP sendiri. Nah, aku pengen supaya kamera bisa di akses dari internet.

Karena udah lama tidak pegang router, jadilah aku lupa semua :( tapi apa susahnya sih, kan ada internet :) tinggal cari tau dimana bisa baca NAT-Howto. Prosesnya sederhana, jika ada request di port 80 (web) pada router, maka request tersebut di forward ke sebuah IP lain di lokal network. Dengan cara ini, walau ber IP Private, komputer kita tetap bisa di akses lewat internet :)

Perintahnya sederhana:
#iptables -t nat -A PREROUTING -d {ip-public} -p tcp --dport 80 -j DNAT --to {ip-private}
ip-public = ip router
ip-private = ip kamera

Kalo udah tinggal nyari temen buat ngetest akses ke kamera tersebut.


Senin, Desember 19, 2005

Pilkada dan Telematika

Ingat dengan kasus Pilkada di Depok? Kalo gak tau, ceritanya begini: Setelah pilkada (dan ada pemenangnya) hasilnya dibawa ke pengadilan dengan alasan banyak yang seharusnya ikutan memilih tidak ikut memilih.
Di pengadilan hasilnya mengejutkan, sang pemenang dinyatakan kalah dengan logika bahwa yang tidak ikut memilih semuanya dianggap memilih sang pecundang. Logika darimana yang dipergunakan? Saya pikir tadinya logika dari planet Neptunus.

Yang aneh bin ajaib...

Di milis telematika juga ternyata ada yang berlogika sama, walau sudah jelas jelas kalah dalam pooling tetap saja ber alasan bahwa yang pendukung lawan "cuma" 53 orang dan "silent majority" ( 1600 org ) di anggap pendukung.

Pantas lah negeri ini kacau, orang-orang tua kita ternyata tidak di didik berlogika yang baik, padahal sudah berkecimpung di dunia Telematika yang notabene berbasis logik.