iklan test

Jumat, Januari 27, 2006

Town Search Results for Makassar

  • Name : Makassar (alias for Ujungpandang)
  • Region : Sulawesi Selatan
  • Latitude : -5.131
  • Longitude : 119.413
  • Elevation : 3 m



Senin, Januari 23, 2006

LTSP Series - Solusi Booting Harddisk

Mengaplikasikan LTSP memang menarik. Ide memanfaatkan komputer-komputer tua*) agar bisa berjalan dengan kecepatan komputer baru. Namun ada satu sisi halangan yang cukup mengganggu, yaitu tidak semua komputer tua dilengkapi dengan rom boot atau PXE dan terus terang, walaupun mudah mendownload ROM Image dari http://www.rom-o-matic.net namun sulit mendapatkan eeprom writer untuk menulis rom image tersebut ke chip rom.

Untuk mengatasi hal ini kita bisa melakukan booting via floppy atau hard disk, caranya dengan mendownload Floppy bootable rom image (*.zdsk) kemudian masukkan floppy disk yang sudah diformat ke drive dan ketik perintah:

$ cat nama-image-rom.zdsk > /dev/fd0

atau jika anda menggunakan DOS/Windows gunakan program RAWRITE untuk menuliskan rom boot image ke floppy disk.

Tapi menggunakan floppy pun ternyata masih ada problem tersendiri, yaitu hanya cocok pada saat percobaan dan tidak cocok untuk kondisi operasional sebab floppy disk dan floppy drive mudah rusak. Sehingga pilihan berikutnya adalah booting melalui harddisk. Untuk booting melalui harddisk ada beberapa hal yang harus di siapkan:
  • Koneksi Internet :)
  • LTSP Server ( tentu saja )
  • Thin Client dengan harddisk dan cd-drive
  • Damn Small Linux (DSL) LiveCd
catatan:
CD-Drive diperlukan hanya pada saat men-setup client saja, jika sudah selesai cd-drive bisa dilepas lagi dari thin client tersebut.

Mulailah dengan membooting DSL via cd-drive, saya biasanya sekaligus mencoba apakah perangkat seperti NIC, harddisk, dan VGA Card berfungsi dengan baik. Jika semuanya normal, jalankan terminal dan persiapkan harddisk dengan menuliskan "0" pada sector pertama pada harddisk dengan perintah:

# sudo su
# dd if=/dev/zero of=/dev/hda bs=1M count=5

menggunakan tool "cfdisk", partisi ulang harddisk tersebut. Kita hanya membutuhkan sebuah partisi sebesar 40kb :) setelah di partisi, format harddisk tersebut dengan perintah:

# mke2fs /dev/hda1

kemudian kaitkan partisi

# mkdir -p /mnt/hda1
# mount /dev/hda1 /mnt/hda1

Langkah berikut adalah mendownload LILO/GRUB/SYSLINUX loadable kernel format (.zlilo) dari http://www.rom-o-matic.net yang sesuai dengan NIC anda. Pada titik ini, sering terjadi kebingungan dalam memilih jenis rom boot image yang sesuai dengan NIC kita. Untuk mengetahui jenis NIC yang kita miliki bisa kita lakukan dengan memberikan perintah:

# lspci

perintah tersebut di komputer saya menghasilkan tampilan berikut:
.....
00:1f.6 Modem: Intel Corporation 82801DB/DBL/DBM (ICH4/ICH4-L/ICH4-M) AC'97 Modem Controller (rev 03)
01:01.0 Ethernet controller: Realtek Semiconductor Co., Ltd. RTL-8139/8139C/8139C+ (rev 10)
01:02.0 Ethernet controller: Linksys, A Division of Cisco Systems [AirConn] INPROCOMM IPN 2220 Wireless LAN Adapter (rev 01)
.....
perhatikan baris bertuliskan Ethernet controller, menunjukkan tipe NIC saya adalah RTL-8139 :) namun bagaimana memilih dari 14 jenis RTL-8139 yang ada? caranya dengan mencari PCI ID dari NIC tersebut. untuk mengetahuinya berikan perintah:

# lspci -n

perintah tersebut menghasilkan tampilan di bawah:
......
00:1f.6 Class 0703: 8086:24c6 (rev 03)
01:01.0 Class 0200: 10ec:8139 (rev 10)
01:02.0 Class 0200: 17fe:2220
.....

pada baris kedua, perhatikan angka hex 10ec:8139, inilah PCI ID dari NIC yang kita butuhkan. sehingga rom boot image yang kita ambil adalah: rtl8139:rtl8139 -- [0x10ec:0x8139], cara yang sama silahkan anda lakukan untuk NIC anda.

Setelah mendownload LILO/GRUB/SYSLINUX loadable kernel format (.zlilo), buatlah file lilo.conf di /mnt/hda1 yang isinya:

lba32
boot = /dev/hda
map = /mnt/hda1/.map
install = /mnt/hda1/boot-menu.b
image = /mnt/hda1/rom-image-yang-anda-download.zlilo
label=LTSP

kemudian lakukan perintah untuk menuliskan kode etherboot tersebut sebagai LILO image ke MBR dari harddisk:

# lilo -v -C /mnt/hda1/lilo.conf -s /mnt/hda1/backup

Setelah langkah ini silahkan restart untuk mencoba booting dari harddisk :)

diambil dari http://wiki.ltsp.org/twiki/bin/view/Ltsp/BootingFromHarddrive dan beberapa sumber lainnya termasuk pengalaman sendiri.
*) Komputer Tua = Sekelas Pentium I, II dan III. 486 juga bisa tapi terbentur pada keterbatasan perangkat seperti VGA Card.

Kamis, Januari 19, 2006

Saya tidak takut..

Saya tidak takut pada apa yang saya tahu...saya takut pada apa yang saya tidak tahu. Sayangnya, semakin banyak saya berusaha untuk tahu, semakin saya merasa tidak tahu apa apa. :-D

Rabu, Januari 18, 2006

Triple Boot Ubuntu, XP, 2003

PC saya di kampus lebih sering berperan sebagai tempat testing, di dalamnya terinstall XP dan Ubuntu Breezy. Dual boot untuk kedua OS ini tidak masalah, karena XP duluan di install dari Ubuntu. Masalah terjadi setelah saya dapat tugas untuk membuat Demo Remote Desktop menggunakan Windows Server 2003 (WS2003). Boot loader WS2003 yang di install akan menimpa boot loader Ubuntu (GRUB).

Baca selanjutnya ...

Senin, Januari 16, 2006

Skala ekonomi, dicari atau ditunggu?

Alkisah ada dua buah pabrik sepatu, AdiNdas dan Roobek. Keduanya memiliki seorang salesman, si Fulan bekerja di AdiNdas dan si Falun di Roobek. Kedua pabrik ini bersaing dalam segala hal, termasuk ketika keduanya berusaha memperlebar usahanya. Dalam suasana persaingan itulah kedua pabrik ini mengutus keduanya ke negara dunia ketiga, Papini. Maka berangkatlah kedua salesman tersebut kenegara Papini. Setibanya disana, keduanya di hadapkan pada kenyataan. Ternyata negara Papini adalah sebuah negara yang sangat tertinggal dalam segala hal, bahkan penduduk negara tersebut kecuali pejabat negara, tidak menggunakan alas kaki.

20 tahun kemudian sejak kedatangan kedua salesman tersebut, kedua pabrik tersebut masih dalam suasana bersaing, namun pada saat itu sudah ketahuan siapa yang lebih unggul, yaitu Roobek. Mengapa hal ini terjadi?

Rupanya hal tersebut diakibatkan hal yang sederhana namun berakibat besar di kemudian hari. Si Fulan, sang Salesman dari Adindas ketika pulang dari Papini berkata ke Pihak Manajemen: “Percuma kita jualan di Papini, selain miskin. Mayoritas penduduk tidak menggunakan sepatu, buat apa kita jauh-jauh datang kesana hanya untuk jualan sepatu kita ke segelintir Pejabat Papini? Sudah ongkos kirim kesana mahal, tidak ada transportasi etc..etc..etc.” Bagaimana dengan si Falun? Kebalikan dengan si Fulan, dia melaporkan ke Manajemen bahwa di Papini mereka punya pasar yang luas, terbuka dan BELUM ada yang garap. Kita perlu bekerja keras, tapi dengan optimisme, kita akan bisa menguasai pasar disana” dan sekian tahun sejak kedatangan si Falun, Roobek telah membangun pabrik di Papini dengan konsesi yang besar dari Pemerintahan setempat karena mereka telah memberikan manfaat dalam memberikan tenaga kerja bagi negara tersebut, selain itu, murahnya ongkos produksi membuat produk Roobek menguasai pasar di negara lain.


Cara kita menghadapi sebuah kondisi sangat berpengaruh terhadap masa depan.

Kembali ke pembangunan internet Indonesia, prinsip yang samalah yang harus kita kembangkan. Sayang sekali, di negara ini bukannya si Falun mendapatkan penghargaan dengan diberikan kesempatan seluas-luasnya untuk mengembangkan penetrasi internet, malah kita asik membuat si Falun menderita. Ketika rakyat negara tetangga kita telah menikmati koneksi tak terbatas dari internet bandwidth lebar seharga Rp 150.000/bln, kita cuma bisa mengelus dada dengan membayar minimal Rp 300.000/bln dan dibatasi cuma bisa maksimal 750MB dan jika lebih silahkan merogoh kocek lebih dalam. Beberapa orang yang saya kenal malah mengeluarkan biaya lebih dari 1 juta/bln untuk membiayai akses internet mereka.

Apa yang membuat tetangga-tetangga kita bisa menikmati hal tersebut? Apakah skala ekonomi mereka lebih besar dari kita? Apakah negara mereka sudah menjadi pusat internet atau lebih dekat ke Amerika sang pusat internet? Dari sisi skala ekonomi tidak mungkin mereka melebihi kita dan mereka juga jauh dari Amerika. Tapi yang Mereka miliki adalah: Pemerintah yang mau memberikan kemajuan untuk rakyatnya. Pemerintah yang sadar bahwa untuk bersaing di dunia saat ini rakyat yang pintarlah jawabnya. Bukan rakyat yang bisa di bodoh-bodohi terus menerus.

Kita cuma punya satu cerita sukses yang terus menerus diulang ulang sehingga terasa lebih sebagai propaganda, negara pertama yang memiliki satelit di Asia. Setelah itu? Maaf, cuma kisah suram. Kisah bagaimana susahnya mengakses telekomunikasi yang bagus dan terjangkau, kisah bagaimana orang orang yang memanfaatkan teknologi untuk memurahkan akses malah di sebut pencuri pulsa,, semrawutnya KSO, kisah bagaimana komunitas harus berjuang untuk mendapatkan frekuensi yang bebas digunakan.

Ironis sekali.

Sabtu, Januari 07, 2006

Mandriva ISO CD tips

Sebenarnya tips ini bisa untuk distro apa saja, bukan cuman buat mandriva saja, hanya kebetulan karena saya pengguna (setia) mandriva dari jaman kenal linux sampai sekarang :)

Tips ini digunakan pada cd image/iso file dengan memanfaatkan perintah mount. Awalnya karena saya suka menginstall dengan "newbie mode" alias tidak melakukan kustomisasi di awal installasi, jadi terserah distro saja. Nanti setelah selesai baru mulai saya mulai install sana install sini, un-install sana un-install sini :)).

Satu kali saya lupa cd installasi di rumah.

Untung saya ingat, kalau iso-nya installer di HardDisk belum di hapus. Jadinya saya lakukan adalah:

[root@sphinx irwin]# mount -o loop [..path]Mandriva-Linux-Free-2006-CD1.i586.iso /home/mdk2006/cd1/
[root@sphinx irwin]# mount -o loop [path]Mandriva-Linux-Free-2006-CD2.i586.iso /home/mdk2006/cd2/
[root@sphinx irwin]# mount -o loop [path]Mandriva-Linux-Free-2006-CD3.i586.iso /home/mdk2006/cd3/

kemudian jalankan software media manager, dan masukkan lah mounting path di atas ( /home/mdk2006/cd1 s/d cd3) ke daftar kustom source dan pilih local path. Jangan lupa non-aktifkan media source cd rom.

akan ada error ketika memasukkan kustom source tapi abaikan saja.

Pengembangan lebih lanjut, bisa saja path di atas kita masukkan ke konfigurasi ftp/http server sehingga kita bisa melakukan instalasi mandriva via lokal ftp/http.