iklan test

Senin, Mei 29, 2006

Warnet saya untung, balik modal atau merugi?

Dibawah ini ada cara sederhana untuk menghitung. Cara ini menghitung beberapa variabel yang dapat anda sesuaikan dengan kondisi warnet anda seperti:

- Nilai Total Investasi
- Harga Jual
- Utilisasi warnet

Tabel perhitungan ini akan menghasilkan lamanya bulan balik modal sebagai hasil akhir.

Kita andaikan saja sebuah warnet 15 PC dengan Nilai Total Investasi Rp 220.000.000,- dan jangka waktu kontrak lokasi adalah 24 bulan ( 2 tahun ). Berapa lama kah jangka waktu balik modal warnet tersebut dengan harga jual Rp 4000/jam, Rp 5000/jam dan Rp 6000/jam? Tabelnya adalah sbb:

(A) Jumlah PC: 15
(B) Jam buka : 08.00 - 24:00 (16 jam )
(C) Biaya Operasional: Rp 11 juta / bulan
(D) Harga Jual: Rp 4000 / jam
(E) 1 bulan: 25 Hari Kerja
(F) Investasi: Rp 220 juta

Utilisasi
(1)
PC Aktif
(2)
Total Harian
(3)
Bruto
(4)
Netto
(5)
Bulan BEP
(6)

(1) * (A) (A) * (D) * (2) (3) * (E) (4) - (C) (F)/(5)
90% 13,5 864.000 21.600.000 10.600.000 20,75
80% 12 768.000 19.200.000 8.200.000 26,83
70% 10,5 672.000 16.800.000 5.800.000 37,93
60% 9 576.000 14.400.000 3.400.000 64,71
50% 7,5 480.000 12.000.000 1.000.000 220

(A) Jumlah PC: 15
(B) Jam buka : 08.00 - 24:00 (16 jam )
(C) Biaya Operasional: Rp 11 juta / bulan
(D) Harga Jual: Rp 5000 / jam
(E) 1 bulan: 25 Hari Kerja
(F) Investasi: Rp 220 juta

Utilisasi
(1)
PC Aktif
(2)
Total Harian
(3)
Bruto
(4)
Netto
(5)
Bulan BEP
(6)

(1) * (A) (A) * (D) * (2) (3) * (E) (4) - (C) (F)/(5)
90% 13,5 1.080.000 32..400.000 21.400.000 13,75
80% 12 960.000 28.800.000 17.800.000 16,92
70% 10,5 840.000 25.200.000 14.200.000 22
60% 9 720.000 21.600.000 10.600.000 31,43
50% 7,5 600.000 18.000.000 7.000.000 55

(A) Jumlah PC: 15
(B) Jam buka : 08.00 - 24:00 (16 jam )
(C) Biaya Operasional: Rp 11 juta / bulan
(D) Harga Jual: Rp 6000 / jam
(E) 1 bulan: 25 Hari Kerja
(F) Investasi: Rp 220 juta

Utilisasi
(1)
PC Aktif
(2)
Total Harian
(3)
Bruto
(4)
Netto
(5)
Bulan BEP
(6)

(1) * (A) (A) * (D) * (2) (3) * (E) (4) - (C) (F)/(5)
90% 13,5 1.296.000 27.000.000 16.000.000 10,28
80% 12 1.152.000 32.000.000 13.000.000 12,36
70% 10,5 1.008.000 21.800.000 10.000.000 15,49
60% 9 864.000 18.000.000 7.000.000 20,75
50% 7,5 720.000 15.000.000 4.000.000 31,43

Dari ketiga tabel di atas kita bisa liat hubungan langsung antara strategi penetapan harga jual, utilisasi dan bagaimana efeknya terhadap jangka waktu balik modal warnet anda. Silahkan anda masukkan variabel-variabel warnet anda di tabel tabel tersebut dan pelajari apakah strategi bisnis warnet anda sudah memenuhi syarat untuk disebut warnet yang meraih keuntungan, sekedar balik modal atau malah merugi.

Jumat, Mei 19, 2006

Kata Siapa Jualan harus Untung


Entah dapat inspirasi dari mana sang pedagang ini. Tapi harus di masukkan dalam alam pikiran kita: ternyata Jualan tidak harus untung :D

Kamis, Mei 18, 2006

Legos = Legal Angkotssss


Jangan-jangan owner Angkot punya warnet, karena warnetnya harus Legos ( Legal OS ) untuk menghindari sweeping, maka angkotnya pun harus legos ( legal Angkotsss ) supaya gak di semprit Pak Pol? Place: Halte Pasar Jumat, Jak Sel.

Rabu, Mei 17, 2006

Mengembangkan Warnet

Seperti halnya bidang usaha lain, sebagai pengusaha warnet kita tentu ingin mengembangkan usaha warnet kita. Pertanyaannya tentu saja adalah: Ke arah mana saja kita bisa mengembangkan warnet ini? Sekali lagi saya ingin mengajak para pengusaha warnet untuk melihat peluang lain di warnet tanpa meninggalkan sama sekali dasar usaha anda: Warnet.

Salah satu hal yang sering saya dapati dari pengusaha warnet adalah minimnya kreatifitas dan terperangkap dalam pola pikir tertentu yang akhirnya membuat mereka tak bisa keluar dari sebuah lingkaran setan. Contoh yang paling nyata dari kurangnya kreatifitas adalah perang harga antar warnet yang akhirnya membuat bidang usaha warnet cenderung stagnan, setiap munculnya pemain baru selalu di sikapi dengan perang harga baik oleh pemain baru maupun pemain lama. Situasi seperti ini akhirnya membuat bidang usaha warnet menjadi sebuah usaha yang muram, tak pasti, mudah bergejolak dan rawan.

Meskipun demikian, akhir-akhir ini saya melihat beberapa rekan warnet sudah cukup percaya diri dengan tidak menjadikan harga sebagai faktor jualan utama sebaliknya menjadikan mutu pelayanan ( bandwidth maupun sdm ) yang baik sebagai faktor jualan utama mereka dan sebagian sudah menunjukkan bahwa mereka justru lebih bisa meraih keuntungan dengan persentasi yang (jauh lebih) baik dibanding mereka yang berkutat di perang harga.

Jika kondisi warnet anda sudah bagus maka langkah berikutnya adalah pengembangan. Jika yang anda lakukan adalah pengembangan sebatas upgrade PC ,menambah jumlah PC, Menaikkan kapasitas bandwidth atau menambah kenyamanan warnet anda tentu saja tidak sulit. Beberapa hal yang bisa kita lakukan dalam mengembangkan warnet kita adalah:

1. Menambah jumlah warnet/ jaringan warnet
Ini adalah pilihan yang paling logis, sebab jika manajemen warnet anda telah terbukti bagus maka bangunlah warnet baru lagi. Pengalaman anda mengelola warnet dengan baik dan memberikan keuntungan adalah modal utama.

2. Franchise-kan warnet anda
Warnet anda telah bertambah, namanya telah terkenal, manajemen bagus. Kenapa tidak memberikan kesempatan kepada pihak lain yang tertarik untuk membuat warnet bergabung dengan Jaringan Warnet anda? Anda mempunyai kesempatan untuk memberikan pihak lain untuk mendapatkan keuntungan dan anda tidak perlu mengeluarkan modal yang banyak untuk memperluas jaringan warnet anda.

3. Membangun RT/RW Net
warnet anda berada disekitar perumahan atau banyak yang tertarik untuk koneksi internet tapi inginnya akses dari rumah? Salurkan saja bandwidth warnet ke rumah-rumah sekitar warnet anda. Media kabel dan Nir-Kabel/Wifi bisa anda gunakan, tentu saja user harus diberi pengertian untuk tidak meng”abuse” koneksi yang ada atau anda pasang saja bandwidth management yang baik untuk mengatur pembagian jatah bandwidth dengan baik. Keuntungan dari RT/RW Net adalah: kita bisa memiliki “penghasilan yang terprediksi” sebab umumnya sistem pembayaran menggunakan sistem iuran bulanan dengan jumlah tetap.

4. Jadi ISP
Anda sudah memiliki jaringan warnet, sudah melakukan franchise, sudah punya RT/RW Net aduh tanggung nih, mendingan jadi ISP sekalian :) meskipun begitu, perlu anda ingat bahwa bidang usaha warnet dan ISP itu serupa tapi tak sama. Menjadi ISP dan memiliki warnet dapat membuat anda di curigai pelanggan anda (yang kebetulan warnet juga) melakukan “pilih kasih” apalagi jika pas warnet anda terkoneksi sedang warnet pelanggan terputus.

Masih banyak lagi yang bisa kita lakukan untuk mengembangkan warnet kita, sebagai contoh: beberapa warnet mengembangkan diri menjadi bisnis center dengan menyediakan layanan-layanan bisnis di warnetnya. Ada juga yang mengembangkan diri menjadi tempat pelatihan/kursus komputer. Sehingga dapat dikatakan bahwa batasannya hanyalah kreatifitas kita.

Tapi yang perlu diingat adalah: semua hal di atas dapat kita lakukan hanya dengan manajemen yang baik dan selalu tanggap dalam membaca perubahan-perubahan di bisnis warnet. Tahun 2001, warnet-warnet masih mempermasalahkan mahal dan lambatnya koneksi dial-up, di tahun berikutnya permasalahan bergeser ke belum adanya kepastian perijinan untuk penggunaan frekuensi 2,4GHz (sehingga rawan sweeping), tahun berikutnya permasalahan bergeser lagi menjadi apakah bertahan sebagai warnet atau berpindah menjadi game center. 2004 ke atas isu yang paling menonjol adalah isu HAKI dan Legalitas. Tidak heran jika warnet adalah bidang usaha yang paling dinamis dimana timbul tenggelamnya pemain baik baru maupun lama adalah hal yang biasa. Namun kita juga melihat ada warnet yang mampu mengatasi segala problematika tersebut dengan baik dan membuktikan bahwa mereka bisa di contoh dalam menjalankan usahanya.

Selasa, Mei 16, 2006

Warung Internet di Tahun 2006

Kondisi warnet di Indonesia memiliki ciri sendiri tiap tahunnya, jika kita mengikuti milis warnet terbesar di Indonesia ( bahkan mungkin di dunia? ) yang aktif di Yahoo Groups sejak tahun 2000. Maka di tahun 2000 kita dapat membaca bahwa keluhan warnet sebagian besar pada mahalnya biaya dial-up dan masih berlangsung di tahun 2001, tapi di tahun-tahun berikutnya 2002 dan 2003 mulai bermunculan pilihan koneksi selain dial-up dengan harga terjangkau seperti Wireless/Wifi, Cable, ADSL.

catatan: milis awari sendiri sudah lama aktif dimana saya sendiri terdaftar sejak milis masih berada di server egroups.

Di tahun 2004 dan 2005, yang menonjol dari warnet adalah isu legalitas perangkat lunak. Walau sebenarnya beberapa pakar dan aktifis TI yang memiliki perhatian sudah menyuarakan isu ini sejak UU HAKI disahkan, namun gaungnya tidak seheboh ketika isu Sweeping Warnet oleh Kepolisian mulai di lakukan.

Bagaimana di tahun 2006 ini? Apakah kondisi warnet sudah lebih baik dari sebelumnya?

Persoalan Klasik
Secara umum, tidak ada kemajuan yang signifikan dari kondisi per warnetan di Indonesia. Persoalan-persoalan klasik warnet masih pada:
  • Mahalnya harga bandwidth
  • Kualitas Bandwidth
  • Persaingan harga antar Warnet
  • Kualitas SDM

Dan saat ini persoalan-persoalan itu bertambah, yaitu:
  • Legalitas Perangkat Lunak versus Biaya Tinggi Perangkat Lunak
  • Warnet Open Source masih menerima resistensi dari kalangan warnet sendiri walaupun sudah ada success story.
  • Rendahnya perlindungan hukum terhadap warnet.
  • Perampokan Warnet di Jabotabek.

Legalitas Perangkat Lunak merupakan persoalan yang sangat menarik sebab walaupun internet adalah gudang Informasi, namun tidak sedikit warnetters ( pemilik, pengelola, operator ) yang tidak mengerti atau peduli terhadap legalitas perangkat lunak, bahkan pertanyaan mengenai legalitas perangkat lunak ini termasuk yang paling sering dipertanyakan di milis selain pertanyaan mengenai ISP, Billing System, Ijin Warnet, Pornografi dan Teknologi Komunikasi Data.

Berita Baik
Di luar persoalan-persoalan di atas, ada juga berita yang baik yaitu: Walaupun warnet terkenal sebagai bidang usaha yang cukup rumit dan tricky, namun tidak pernah kehilangan peminat dari kalangan entrepreneur muda untuk masuk ke bidang usaha ini. Ini terlihat dari member mailing list yang baru rata rata bergabung karena ingin mendirikan warnet.

Selain itu, beberapa warnet ternyata sudah berhasil meningkatkan/memperluas usahanya sehingga menjadi jaringan warnet/franchise warnet maupun ISP dan ada juga warnet yang berhasil membuat distribusi linux untuk digunakan secara bebas bagi yang berminat.

Jika melihat diskusi yang terjadi di mailing list awari ( asosiasi-warnet@yahoogroups.com ) kita juga akan melihat betapa warnet-warnet sudah menyadari bahwa mereka sebaiknya tidak memberikan akses ke situs situs pornografi dan judi maupun memberikan akses ke pihak-pihak carder. Beberapa warnet malah berani mengusir pelanggan mereka yang menggunakan terminal warnet untuk mengakses pornografi, alasan utama bukan semata moril tapi menghindari warnet tersebut dari sangkutan dengan hukum.

Peran Pemerintah
Kembali ke kondisi Warnet, Pemerintah sebaiknya memberikan ruang bernapas yang lebih baik ke Warnet, aturan yang kondusif, perlindungan berusaha yang baik, akses ke penyediaan bandwidth yang murah, pelatihan managemen, etc. akan sangat membantu warnet melepaskan warnet dari kondisi “terjepit”. Dalam beberapa kasus, terjebaknya warnet ke pornografi, carding, judi, pembajakan software, berubah jadi game center adalah karena faktor “kejar setoran” yang apa boleh buat harus dilakukan dan di akui akan sulit di lakukan dengan baik dan benar jika Pemerintah tidak melindungi warnet-warnet yang telah berusaha menjalakan usahanya dengan benar.

Perlindungan ini juga berarti Polisi jangan mensweeping dan menyita perangkat warnet yang terbukti bersalah melanggar hukum, sebab tingginya faktor kerumitan pengelolaan warnet menyebabkan banyak warnet tidak menyadari apa yang mereka lakukan termasuk melanggar hukum. Kepolisian sebaiknya menjadikan warnet sebagai partner dalam menyuarakan legalitas perangkat lunak dan berinternet dengan sehat.

Sangat disayangkan jika Kepolisian demi menghambat pornografi, judi, terorisme dan pembajakan perangkat lunak harus mematikan akses ke arus informasi dan ilmu pengetahuan yang di sediakan warnet dengan harga yang murah dan terjangkau oleh masyarakat.

Senin, Mei 15, 2006

Makassar 1 minggu ini

- Ada peristiwa SARA ( tapi TKI di gebug sampai mampus di Sg, My, Saudi di diemin aja gak didemo )
- Mahasiswa makin aneh aja demonya ( jalan depan kampusnya di jadikan 1 arah juga di demo )
- PLN mematikan aliran listrik 4 jam setiap hari. Gila man, lagi nulis email lampu mati, lagi nonton bola lampu mati, semoga para pejabat PLN itu di gantung di lapangan karebosi!!!trima kasih PLN, anda baru saja membuat kota Makassar makin terpuruk.
- Panas, iya..AC gak nyala, minuman ga dingin, es cair x-(
- KTP 1 hari selesai :D dan di dinding Kantor Kecamatan di tulis dengan jelas tarif masing masing layanan. bagus bagus bagus..
- Cuma harus bayar PBB dulu baru di buatin :(
- Ada tempat buat anak anak main motor trail :) nanti aku posting fotonya :D
- Mall tetap rame
- Nyari CD software bajakan = mission impossible :) hehehe, Trims Pak Polisi, terusin dong situasi begini.
- ATM BRI gagal transaksi tapi kena tetap dihitung! Waduh! Tapi pas ke BRI ngurus, di layani dengan baik dan di janji 3 hari selesai :) pas iseng ngelirik daftar komplen atm, ternyata banyak juga :D
- Gepeng di perempatan jalan hilang, bukan karena di usir tapi karena arus lalu lintas diubah sehingga Traffic Light tidak diperlukan :)) apa harus kita ubah semua perempatan di kota ini?

Sabtu, Mei 06, 2006

1+1+1+1 = 12

Perhatikan judul di atas, bahkan anak SD pun akan mengatakan bahwa perhitungan tersebut adalah suatu kesalahan. Betulkah? Jika kita menggunakan pola berpikir konvensional maka perhitungan tersebut tidak perlu di pertanyakan. Perhitungan tersebut salah.

Tapi mari kita coba memperluas wawasan berpikir kita dimana perhitungan tersebut di atas adalah benar dan ini adalah hubungannya dengan kekuatan kita sebagai warnet.

Mengapa warnet? Karena kita adalah perkumpulan para pengusaha warnet dan tulisan ini adalah untuk membahas kekuatan sebenarnya para pengusaha warnet. Banyak dari kita tidak sadar kekuatan kita sebenarnya. Kita sudah sangat terkungkung oleh pemikiran 1+1+1+1=4, kita tak sadar bahwa dalam dunia kita 1+1+1+1 adalah 12

Saya akan memberikan angka angka sederhana. Jumlah warnet di seluruh Indonesia berkisar di angka 3500. Jika setiap warnet tersebut kita andaikan menggunakan koneksi 64Kbps seharga Rp 3.000.000,- maka total nilai pembelanjaan warnet Indonesia dalam 1 bulan adalah = 3500 x Rp 3.000.000,- = Rp 10.500.000.000,- ( Sepuluh Miliar Lima Ratus Juta Rupiah ).

Sudahkah angka tersebut memberikan anda sebuah gambaran?

Saya akan memberikan sebuah perhitungan sederhana lainnya. Di Sebuah daerah terdapat 4 buah warnet. A.Net, B.Net, C.Net, D.Net. Si A menggunakan bandwidth 64 Kbps / Rp 3.500.000,-, si B juga menggunakan bandwidth yang sama ( 64 Kbps ). si C menggunakan bandwidth 128 Kbps / Rp 6.500.000,- kemudian si D menggunakan bandwidth 192 Kbps/ Rp 9.000.000,-.
Total penggunaan Bandwidth ke empat warnet tersebut adalah:
64 + 64 + 128 + 192 = 448 Kbps

Total nilai pembelanjaan bandwidth adalah:
Rp 3.000.000+Rp 3.000.000+Rp 6.500.000+Rp.9.000.000,- = Rp 21.500.000,-

Perhatikan bahwa dengan nilai total pembelanjaan bandwidth tersebut kita dapat mendapatkan bandwidth sebesar 2 Mbps menggunakan koneksi VSAT.Keempat warnet tersebut di atas karena berjalan sendiri sendiri maka total bandwidth yang bisa mereka gunakan adalah 448 Kbps. Tapi jika mereka
bersatu membeli bandwidth maka mereka bisa mendapatkan kapasitas sebesar 2Mbps, empat kali kapasitas yang mereka miliki sekarang. Ini lah yang saya analogikan dengan judul tulisan ini: 1+1+1+1= 12.

Langkah Awal untuk membangun kekuatan.
Jika kekuatan di atas sudah di sadari, maka langkah selanjutnya adalah bagaimana mewujudkan kesadaran akan potensi kekuatan tersebut ke best practice?

Sebelum melangkah ke aksi, hendaknya di ingat terlebih dahulu bahwa yang warnet lakukan bukanlah pengurangan biaya namun meningkatkan pelayanan sehingga efek yang dihasilkan adalah: pelanggan warnet akan semakin setia dan calon pelanggan tidak ragu untuk menggunakan pelayanan yang disediakan oleh warnet.

Perhatikan angka-angka bandwidth di perhitungan di atas. Dari 448 Kbps ke 2 Mbps adalah peningkatan empat kali lipat kapasitas. Namun perlu kita perhatikan bahwa diluar penambahan kapasitas ada biaya untuk infrastruktur. Sehingga untuk lebih efisiennya maka sebaiknya kapasitas
yang di ambil cukup 1 Mbps dan sisa dana di alihkan untuk membiaya infrastruktur tambahan. Toh penambahan kapasitas tetap terjadi 100% dan biaya infrastruktur tidak menjadi beban tambahan.

Langkah berikut adalah bangunlah kekuatan tersebut dengan warnet di daerah anda. Kesadaran akan kekuatan memang membutuhkan kesabaran tapi bukan berarti tidak mungkin. Jangan berpikir untuk mengumpulkan semua warnet, tapi mulailah dengan siapa saja yang "sadar" dan setelah berjalan ajak
lagi yang lain sehingga jaringan kekuatan tersebut bisa saja berawal 4-5 warnet dan berakhir dengan 20 warnet di daerah anda sebelum bersatu dengan jaringan kekuatan lain.

Sebagai ilustrasi sederhana, katakanlah warnet-warnet seputaran depok mulai menggalang kekuatan, kemudian warnet warnet daerah lain di Jakarta, Bandung, Jogja, Semarang, Surabaya juga mulai bergerak menyatukan jaringan kekuatan ini, maka dalam waktu singkat kekuatan tersebut akan menjadi
sebuah jaringan komunikasi data besar yang dapat di manfaatkan untuk menambah penghasilan warnet dengan mengundang pihak pihak ketiga untuk memanfaatkan jaringan yang telah tumbuh tersebut.

Penutup
Banyak manfaat yang dapat di dapatkan dari mempersatukan kekuatan kita, warnet. Sayang, dari bertahun tahun mengikuti komunitas warnet, salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah: setiap orang jangan memaksakan kepentingannya tapi buatlah terlebih dahulu aturan aturan/prinsip dan
berjalanlah di prinsip tersebut. Prinsip tersebut haruslah prinsip yang bersih dan mencerminkan komitmen kita warnet dalam memajukan bangsa sehingga kita warnet dapat menempatkan usaha kita ke posisi yang terhormat jauh dari label sumber pornografi, cracking, terorisme, ilegal software
dan label-label lain yang negatip.

Awari dalam hal ini harus menjadi perekat dan berjuang dalam menetapkan aturan dan prinsip tersebut dalam setiap program yang akan di jalankan.