Dari acara Munas I Awari di Bandung kemarin ada beberapa cerita yang sayang untuk dilewatkan, misalnya tentang berkumpulnya “tetua” awari seperti Didin Pataka, Opa Michael dan Kang Zilmi, yang terakhir disebut malah kaget tidak menyangka Awari lagi munas :) maupun cerita pertukaran informasi “rahasia” antara Opa dan Zilmi mengenai proyek yang mereka garap.
Didin Pataka sendiri punya komentar singkat selesai memimpin sidang hari pertama: “Tau lancar begini dari dulu kita Munas” :)) .
Hal yang menarik lainnya sewaktu saya meminta peserta untuk memperkenalkan dirinya dan warnetnya, tanpa saya duga mereka berkata seperti ini:
“Perkenalkan nama saya Fulan dari kota X, warnet saya PC-nya sekian, pake OS Win, legal!”
"Nama saya fulan, warnet saya 5 pake linux, 5 pake windows, legal!”
“Nama saya XXX, warnet saya 12 PC, masih bajakan semua”
“Saya xxx, warnet saya 100 pc, 60% sudah legal, sisanya lagi di usahakan”
hahahahaha…. keterbukaan yang baik.
Tapi yang berita baiknya adalah secara kasar saja saya menghitung 85% yang hadir sudah legal. Sisanya sedang dalam proses legal. Jadi komunitas warnet adalah komunitas industri dengan legalitas terbaik dan semestinya mendapatkan penghargaan atas usaha menjadi legal ini, bukan malah di tunjuk sebagai biang.
Satu catatan yang penting, demokrasi sangat terasa di munas awari ini. Semuanya selalu diserahkan ke peserta untuk ikut menentukan, selalu ditawarkan untuk memberi masukan, usulan, sanggahan dan lain lain sebelum diputuskan, tidak ada kejadian setelah ketuk palu kemudian ada yang teriak interupsi :) dan sempat juga terjadi voting terbuka untuk memutuskan beberapa hal. Yah, ternyata komunitas warnet pun lebih dewasa dari DPR :p
2 komentar:
loh emangnya kapan DPR naik kelas menjadi dewasa? Perasaan dari jaman gusdur baru naik nol besar :D
Sekarang udah masuk "dewasa" orang udah ada video x-rated-nya kok beredar :))
Posting Komentar